Profit Urusan Belakang: Prinsip yang Membuat Toyota Mengalahkan Waktu
Prinsip 1 dari The Toyota Way, yang merupakan kategori pertama yaitu Filosofi (Pemikiran Sistem Jangka Panjang), secara eksplisit menyatakan:
“Base Your Management Decisions on Long-Term Systems Thinking, Even at the Expense of Short-Term Financial Goals” (Dukung Keputusan Manajemen Anda pada Pemikiran Sistem Jangka Panjang, Bahkan dengan Mengorbankan Tujuan Keuangan Jangka Pendek).
Berikut adalah pembahasan mengenai prinsip ini dalam konteks sumber yang tersedia:
1. Konteks Prinsip 1: Pemikiran Sistem Jangka Panjang
Inti dari Prinsip 1 adalah bahwa Toyota didorong oleh tujuan filosofis yang lebih besar daripada sekadar mencapai keuntungan jangka pendek.
- Tujuan Utama: Tujuan filosofis ini adalah untuk menambah nilai bagi pelanggan dan masyarakat secara keseluruhan (add value to customers and society). Keuntungan dianggap sebagai input bagi tujuan perusahaan yang lebih luas, dan bukan tujuan akhir (ultimate goal).
- Pemikiran Holistik: Toyota mendasarkan keputusan pada pemikiran sistem jangka panjang (long-term systems thinking). Toyota memandang organisasinya sebagai sistem sosiokimia yang hidup (living sociotechnical system) yang bagian-bagiannya saling terhubung dan kompleks, yang sulit diprediksi dan dikendalikan.
- Kontras dengan Model Konvensional: Prinsip ini kontras dengan praktik bisnis konvensional yang didominasi kapitalisme, di mana eksekutif seringkali bertujuan secara eksklusif dan langsung pada keuntungan (aimed exclusively and directly at profit) untuk memperkaya pemegang saham, dan mengabaikan tujuan seperti “menciptakan nilai sosial” (creating social value).
2. Pengorbanan Tujuan Keuangan Jangka Pendek
Komitmen pada sistem jangka panjang ini mengharuskan Toyota untuk secara aktif membuat keputusan yang mungkin merugikan keuntungan kuartalan atau tahunan demi stabilitas dan pertumbuhan di masa depan.
A. Investasi dan Cadangan Kas
Toyota secara konsisten memprioritaskan investasi jangka panjang, bahkan ketika harus mengorbankan pengembalian dana kepada pemegang saham:
- Menabung untuk Hari Hujan: Toyota melanggar praktik bisnis konvensional dan mengikuti saran orang tua untuk menabung untuk hari hujan (save for a rainy day).
- Cadangan Kas Besar: Toyota menyimpan cadangan kas yang besar (mencapai rekor $57,5 miliar pada 2019, dan JPY8 triliun pada 2020). Uang ini digunakan untuk mendanai pertumbuhan berkelanjutan dan untuk menginvestasikan secara strategis di masa depan perusahaan.
- Kemandirian (Self-Reliance): Toyota percaya bahwa keputusan harus didasarkan pada kemandirian (self-reliance), dan tidak boleh membiarkan agen luar, seperti pemberi pinjaman, menentukan nasib perusahaan. Prinsip ini didukung oleh Aturan Keuangan Toyota: “Ketahuilah bahwa semua pinjaman adalah musuh yang menakutkan,” dan “Uang adalah sekutu yang dapat dipercaya hanya ketika itu milik Anda sendiri; hanya ketika Anda mendapatkannya sendiri”.
B. Menjaga Keamanan Kerja (Job Security)
Salah satu contoh paling dramatis dari komitmen jangka panjang ini adalah saat terjadi penurunan bisnis, terutama selama Great Recession (2008-2009):
- Komitmen dalam Krisis: Meskipun Toyota mengalami kerugian lebih dari $5 miliar pada 2008 (untuk pertama kalinya dalam 50 tahun), Toyota tidak memberhentikan pekerja reguler (did not lay off regular workers) di pabrik yang mengalami penurunan penjualan drastis.
- Fondasi Kepercayaan: Menjaga keamanan kerja dipandang sebagai fondasi kepercayaan anggota tim (foundation of team member trust). Toyota memandang bahwa memecat karyawan karena penurunan sementara adalah sesuatu yang tidak masuk akal, sama seperti kebanyakan orang tidak akan mengusir anak-anak mereka karena kehilangan uang di pasar saham.
- Investasi pada Orang: Komitmen pada orang dan proses ini adalah strategi bisnis yang sehat. Toyota percaya bahwa yang mendorong perusahaan maju adalah orang-orang yang yakin selalu ada cara yang lebih baik (always a better way) dan memercayai perusahaan untuk berbuat baik kepada mereka.
C. Prioritas Keputusan Manajemen
Prioritas ini tercermin dalam urutan yang ditetapkan oleh CEO Akio Toyoda, terutama saat krisis Covid-19:
- Keselamatan (Safety)
- Kualitas (Quality)
- Volume (Volume)
- Keuntungan (Profit-making).
Dalam urutan ini, keuntungan berada di posisi terakhir, menunjukkan bahwa perusahaan bersedia mengorbankan keuntungan dalam jangka pendek untuk memastikan keselamatan, kualitas, dan pengembangan orang. Manajer terus-menerus mengembangkan orang-orang Toyota (develop the Toyota people), yang dianggap sangat penting.
Secara ringkas, Prinsip 1 mendorong bahwa kesuksesan jangka panjang dan berkelanjutan (yang dibuktikan oleh Toyota dengan keuntungan yang konsisten dan kualitas terbaik selama beberapa dekade) dicapai dengan mengutamakan tujuan sistem yang lebih besar (orang, masyarakat, dan investasi di masa depan), meskipun harus mengorbankan target keuangan yang sempit dalam jangka pendek.