Apa itu Perbaikan Berkelanjutan (Kaizen) dan Rasa Hormat terhadap orang lain (Respect for People) yang merupakan pilar Toyota Way
Pertanyaan Anda mengenai dua pilar yang menopang The Toyota Way-yaitu “Perbaikan Berkelanjutan” (Kaizen) dan “Rasa Hormat terhadap Orang Lain” (Respect for People)-menggambarkan inti dari filosofi manajemen Toyota. Kedua pilar ini adalah fondasi mendasar yang menjelaskan kesuksesan jangka panjang perusahaan tersebut.
Berikut adalah penjelasan rinci mengenai masing-masing pilar dan bagaimana mereka saling berhubungan:
1. Pilar Pertama: Perbaikan Berkelanjutan (Continuous Improvement atau Kaizen)
Perbaikan Berkelanjutan (Kaizen) mendefinisikan pendekatan dasar Toyota dalam berbisnis. Kata kaizen sendiri berarti “perubahan menuju kebaikan” atau “perbaikan berkelanjutan”.
Konsep dan Nilai Sejati Kaizen
- Menantang Segalanya: Pendekatan dasar Kaizen adalah menantang segalanya (Challenge everything).
- Menciptakan Atmosfer Pembelajaran: Nilai sejati dari perbaikan berkelanjutan lebih penting daripada perbaikan aktual yang disumbangkan oleh individu. Nilai tersebut terletak pada penciptaan atmosfer pembelajaran berkelanjutan dan lingkungan yang tidak hanya menerima, tetapi benar-benar merangkul perubahan. Ini berarti Toyota adalah organisasi pembelajaran sejati yang telah berevolusi dan belajar selama hampir satu abad.
- Proses Ilmiah: Kaizen adalah mandat untuk terus meningkatkan kinerja. Ini bukan sekadar serangkaian proyek atau acara khusus, melainkan cara orang-orang dalam perusahaan bekerja menuju tujuan secara ilmiah, mengacu kembali ke siklus PDCA (plan-do-check-act) yang tidak pernah berakhir.
- Lingkup Perbaikan: Kaizen mencakup perbaikan produk, proses, dan orang di semua tingkatan organisasi. Bahkan perubahan transformatif yang besar (seperti transformasi perusahaan untuk menghadapi kendaraan otonom) adalah hasil dari pemecahan ribuan masalah kecil yang tersebar dari waktu ke waktu.
2. Pilar Kedua: Rasa Hormat terhadap Orang Lain (Respect for People)
Pilar ini penting karena lingkungan perbaikan berkelanjutan, yang membutuhkan kesediaan untuk menghadapi dan merangkul perubahan, hanya dapat diciptakan di mana terdapat rasa hormat terhadap orang lain.
Manifestasi Rasa Hormat
Rasa hormat yang ditunjukkan Toyota diwujudkan melalui beberapa cara kunci:
- Jaminan Pekerjaan: Toyota menunjukkan rasa hormat dengan menyediakan jaminan pekerjaan (employment security) sedapat mungkin. Jaminan pekerjaan ini menjadi elemen fundamental dalam sistem sumber daya manusia Toyota. Komitmen ini memungkinkan karyawan memiliki kepercayaan untuk berkontribusi pada perusahaan, karena mereka yakin perusahaan akan bertindak adil terhadap mereka.
- Keterlibatan Aktif: Rasa hormat ditunjukkan dengan melibatkan anggota tim melalui partisipasi aktif dalam meningkatkan pekerjaan mereka. Toyota berinvestasi pada orang-orangnya, dan sebagai imbalannya, mendapatkan rekan kerja yang berkomitmen dan terus menerus meningkatkan operasi mereka.
- Pengembangan Saling Percaya: Manajemen harus bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memelihara rasa saling percaya dan pemahaman di antara semua anggota tim. Rasa saling percaya ini adalah fondasi, dan peran paling penting manajemen adalah memotivasi dan melibatkan sejumlah besar orang untuk bekerja sama menuju tujuan bersama.
- Tantangan dan Pertumbuhan: Respect for People tidak berarti menciptakan lingkungan yang santai. Sebaliknya, rasa hormat berarti menghormati kemampuan orang. Toyota sengaja menciptakan aliran tantangan yang stabil bagi karyawannya. Sistem Produksi Toyota (TPS), dengan sistem just-in-time dan andon-nya (sistem berhenti untuk memunculkan masalah), secara konstan menciptakan tantangan yang memaksa orang untuk memecahkan masalah.
Hubungan Antara Kedua Pilar
Dua pilar ini - Continuous Improvement dan Respect for People - bukanlah entitas yang terpisah, melainkan saling terhubung.
The Toyota Way dapat diringkas secara singkat melalui dua pilar yang menopangnya. Kedua pilar ini membentuk dasar filosofi Toyota.
Dalam model “Rumah Toyota Way 2001”, Respect for People sering kali ditampilkan sebagai fondasi yang menopang pilar Continuous Improvement. Hal ini karena upaya perbaikan berkelanjutan yang intensif, yang memerlukan pemikiran ilmiah, inisiatif, dan kreativitas karyawan, hanya dapat terjadi dan dipertahankan jika karyawan merasa dihormati, didukung, dan memiliki jaminan bahwa upaya mereka tidak akan menyebabkan kerugian pribadi (seperti kehilangan pekerjaan karena efisiensi yang diciptakan melalui kaizen).
Kedua pilar ini bekerja seperti sepasang kaki yang menopang seluruh tubuh Toyota. Kaki Respect for People memberikan stabilitas dan kepercayaan diri, memungkinkan kaki Continuous Improvement melangkah maju, mendorong organisasi untuk maju menuju visi masa depan yang lebih baik, karena mereka tahu mereka memiliki dukungan yang kokoh di belakang mereka.